Sabtu, 10 Mei 2014

Sex Sehat Pasutri



Kalau Kondisinya Begini, Sebaiknya Tunda Dulu Keinginan Bercinta Anda
Radian Nyi Sukmasari - detikHealth
Jumat, 09/05/2014 15:02 WIB
http://images.detik.com/content/2014/05/09/1390/150458_coupleseparate.jpg
Foto: Ilustrasi/Thinkstock

Jakarta - Aktivitas bercinta pastinya menjadi ritual rutin yang dilakukan pasangan suami istri sebagai salah satu cara untuk mempertahankan keharmonisan rumah tangga. Hanya saja, tak semua kondisi memungkinkan pasutri melakukan hubungan intim.

"Sejatinya, hubungan intim pasangan suami istri dilakukan saat jasmani bugar dan psikis tidak sedang stres. Selain itu juga perlu adanya kehendak kedua belah pihak saat bercinta," terang seksolog dari Universitas Tarumanegara, dr Andri Wanananda MS kepada detikHealth dan ditulis pada Jumat (9/5/2014).

Nah, berikut ini beberapa kondisi yang membuat Anda sebaiknya menunda dulu keinginan untuk bercinta akibat bahaya kesehatan yang kemungkinan bisa ditimbulkan:

1. Saat wanita keputihan
Saat keputihan, carian vagina biasanya disertai bau, berwarna kekuningan, kehijauan, keabuan, konsistensi menjadi lebih kental dan dapat disertai gatal. Bahkan, bisa terdapat rasa nyeri saat berhubungan seks atau terdapat bercak darah.

"Hubungan intim ketika istri sedang mengalami keputihan (fluor-albus) sebaiknya tidak Anda lakukan. Masalahnya, akan mengakibatkan iritasi, peradangan, dan infeksi pada isteri dan atau suami," jelas dr Andri.


2. Penis luka
 
Jika penis luka akibat lubrikasi vagina yang dinilai kurang maksimal sehingga rongga vagina terasa sempit, dr Andri menyarankan jangan dulu pasutri berhubungan intim. "Bisa dioleskan antiseptik pada penis dan disarankan berkonsultasi ke dokter jika luka tak kunjung sembuh karena tidak jarang, penyakit kencing manis bisa membuat luka sukar sembuh, bahkan bisa jadi ulkus atau borok," imbuh dr Andri.

3. Keluar cairan cokelat dan bau dari vagina
Cairan yang keluar dari vagina, berwarna kecokelatan dan berbau tidak sedap, menurut dr Andri bisa menjadi petunjuk terjadinya infeksi dan peradangan rongga vagina dan mulut rahim.

"Dalam kondisi seperti itu sementara hindari dulu hubungan intim dengan suami. Bila tidak diobati akan mengganggu kenyamanan hubungan intim serta proses terjadinya kehamilan," kata dr Andri.

4. Haid belum bersih
dr Andri menegaskan sebaiknya tidak melakukan hubungan intim saat haid belum bersih. Masalahnya, saat haid belum bersih, pembuluh darah vagina masih terbuka. Gerakan-gerakan penis saat penetrasi bisa memicu terjadinya gelembung udara.

Gelembung udara ini bila menyelinap masuk ke dalam saluran darah akan menimbulkan emboli atau sumbatan pembuluh darah akibat gelembung udara. Jia emboli terbawa aliran darah menuju jantung bisa mengakibatkan tersumbatnya pembuluh darah di jantung (Arteri Coronaria).

5. Kulit penis tipis
Kadaan kulit penis yang tipis diungkapkan dr Eddy Karta SpKK bisa terjadi akibat kulit kering karena iritasi berulang. Sehingga, mudah robek ketika tengah berhubungan intim.

"Perlu periksa ke dokter untuk memastikan ada atau tidaknya kelainan kulit lain yang menyebabkan kulit robek. Untuk mengatasinya sementara bisa dengan memakai pelembab seperti baby oil, meminimalisir penggunaan sabun antiseptik, juga pemakaian air panas," terang dr Eddy.

6. Hamil Muda
"Sebaiknya pada kehamilan trimester pertama (3-4 bulan pertama) tidak melakukan semua aktivitas seksual yang bisa menimbulkan orgasme. Apalagi wanita yang mengalami keguguran berulang kali sebelumnya," tutur dr Andri.

Hal ini disebabkan, ketika wanita mencapai orgasme, terjadi gerakan-gerakan rahim yang seolah mencengkeram yang bisa memicu keguguran. Bagi wanita yang tidak pernah mengalami keguguran, hubungan intim sesudah trimester pertama relatif aman. Tapi tidak dengan posisi hubungan seksual yang bisa membebani perut wanita yang tengah mengandung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar